KEWIRAUSAHAAN

OLEH :
KADEK AYU DIANA
PRASANTI 3A/ 1517011034
JURUSAN
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN GANESHA
2016

Kisah perjalanan sukses pemilik Krisna
Oleh-oleh Khas Bali,
Gusti Ngurah Anom (45) yang lebih dikenal sebagai Ajik Cok,
diungkap dalam diskusi dan bedah buku biografi kreatif ‘Ajik Cok’ Lihat,
Tiru, Kembangkan. Acara yang digelar pada Selasa (29/3/2016) di Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana (Unud), Denpasar itu, diselenggarakan oleh
Penerbit Buku Kompas bekerjasama dengan Udayana Science Club. Sebelum kini
menjadi pengusaha sukses dan memimpin Krisna
Holding Company, Ajik Cok harus melewati sekian banyak tantangan. Dia
memulai semuanya dengan menjadi tukang cuci mobil dan selama dua tahun terpaksa
tidur di pos satpam sebuah hotel di Sanur. Pada buku yang ditulis oleh jurnalis
A Bobby Pr itu, diceritakan secara detail dan runut bagaimana perjuangan Ajik Cok
keluar dari kemiskinan. Ajik Cok lahir di Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt,
Buleleng, dari keluarga yang terbilang sangat miskin. Saat kanak-kanak,
keluarga Ajik Cok
kerap kesulitan untuk memenuhi keperluan sekolahnya. Hingga suatu hari,
ayahnya, Gusti Putu Raka, mengatakan tidak sanggup lagi menanggung biaya
sekolah. Ajik Cok yang baru tamat SMP (lulusan SMPN 1 Seririt) memutuskan meninggalkan rumah dan mengadu
nasib ke Denpasar. Ajik Cok mengungkapkan, pilihannya untuk
meninggalkan rumah karena ingin mengubah nasib. Dia sadar, jika ingin hidup
lebih baik, harus bekerja lebih keras lagi. Ajik Cok dikenal sebagai sosok yang
tidak mengenal lelah. Dia biasa kerja hingga larut malam, bahkan sampai
menjelang pagi. “Saat pergi meninggalkan rumah, saya tidak bilang siapa-siapa.
Saya nekat, pokoknya tidak akan pulang sebelum sukses. Nah, pekerjaan pertama
saya ya jadi tukang cuci mobil. Pendapatannya lumayan, dan tidak mungkin bisa
saya dapat kalau tetap tinggal di desa,” tuturnya. Ajik Cok berhenti menjadi
tukang cuci mobil karena kondisi badannya menurun akibat terlalu sering bekerja
sampai tengah malam. Akhirnya dia bekerja di tempat konveksi milik Made
Sidharta. Dari sanalah Ajik Cok mengawali karirnya dalam bidang konveksi. Meskipun
hanya tamat SMP, Ajik Cok tekun belajar menjahit, memotong, hingga sablon. Dia
pun mengakui, Made Sidharta merupakan sosok yang sangat besar peranannya dalam
kesuksesannya kini. “Ajik Cok berani mengambil keputusan, dia jeli melihat
peluang. Sikap itu juga tampak dari bagaimana dirinya beralih dari seorang
karyawan menjadi pengusaha. Dia tidak takut meninggalkan tempat kerjanya di Pak
Sidharta, dan bersama istrinya membangun usaha sendiri,” papar Sayu Ketut
Sutrisna Dewi SE MM Ak yang hadir sebagai narasumber. Sutrisna menekankan, satu
karakter dasar yang dimiliki Ajik Cok dan patut menjadi panutan para pengusaha muda ialah
bagaimana ketekunan Ajik Cok turun ke lapangan. Sejak kali pertama merintis
usahahanya, Ajik Cok
dikenal sangat rajin melakukan survei, memetakan kecenderungan pasar. “Ini yang
kerap dilupakan pengusaha pemula. Mereka ingin membuat produk sesuai keinginan
sendiri, tanpa memahami bagaimana gelagat di lapangan. Sementara Ajik Cok
sangat menyadarinya. Karena itu dia mengerti, apa yang harus disajikan,”
terang Sutrisna, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unud itu. Budayawan
Warih Wisatsana yang juga hadir sebagai narasumber, menegaskan bahwa kehadiran Ajik Cok
dapat dibaca pula sebagai fenomena sosio kultural. Bagaimana seorang anak Bali yang lahir dan tumbuh
dari masyarakat agraris mengalami transformasi ke dalam dunia modern
dengan segala kecanggihan teknologi. “Kita tidak bisa berhenti hanya melihat
hal ini sebagai kisah sukses semata. Tetapi bagaimana kita menyerap nilai-nilai
yang dilakoni Ajik Cok.
Kita tidak mungkin harus mengalami hal yang sama untuk meraih kesuksesan yang
sama. Semangat zamannya berbeda,” tandas Warih Wisatsana. Dia mengatakan, kunci
yang juga menjadi keunggulan Ajik Cok, yang juga tumbuh dalam diri masyarakat Bali pada umumnya, adalah
keluguan dan kejujuran. Karena itulah, mengapa Ajik Cok
memiliki banyak kawan. Begitu pula dalam berkomunikasi dengan karyawannya yang
kini berjumlah hampir 2.000 orang, Ajik Cok
tidak pernah memposisikan diri sebagai pimpinan. Dia merasa, usahanya mampu
terus berkembang hingga kini karena adanya tim yang solid dan loyal.
Karatestik cirri-ciri wirausaha
:
1. Kemauan yang keras
Kemauan yang keras
dalam diri Ajik Cok sangat kuat, dia sangat bertekad ingin memperbaiki nasibnya
dengan memutuskan pergi dari rumah dan merantau ke kota. Walapun dia hanya
lulusan SMP dia rela bekeja keras pagi sampai malam untuk merubah nasibnya itu.
Dengan kemauan dia yang keras sekarang dia berhasil merubah nasibnya menjeadi
seorang wirausaha sukses di Bali.
2. Memiliki kenyakinan pada diri
sendiri
Setelah mimiliki
kemauan yang keras Ajik Cik juga memiliki kenyakinan pada dirinya sendiri bahwa
dia juga bisa sukses walpaun hanya tamatan SMP. Dengan bekerja pagi sampai
larut malam hingga rela tidur di post satpam agar bisa tetap bekerja. Beliau
sangat yakin pada diirnya sendiri bahwa dia bisa merubah nasibnya dia tetap
memiliki prinsip dan yakin pada diirnya sendiri. Hingga sekrang terbukti beliau
memiliki usaha-usaha yang maju.
3. Tekun dan ulet
Ajik Cok sangat
tekun dan ulet dalam bekerja, beliau juga rela belajar mnejadi penjahit,
belajar nyablon dan hal lainnya agar dia bisa memiliki ketrampilan yang
banyak. Bahkan dia rela mengambul
keputusan untuk berhenti menjadi karyawan dan memilih menjadi pengusaha. Ajik Cok
dan patut menjadi panutan para pengusaha muda ialah bagaimana ketekunan Ajik Cok
turun ke lapangan. Sejak kali pertama merintis usahahanya, Ajik Cok
dikenal sangat rajin melakukan survei, memetakan kecenderungan pasar.
4. Tanggung jawab dan jujur
Tanggung jawab
dan jujur merupakan kunci yang juga menjadi keunggulan Ajik Cok,
yang juga tumbuh dalam diri masyarakat Bali
pada umumnya, adalah keluguan dan kejujuran. Karena itulah, mengapa Ajik Cok
memiliki banyak kawan. Begitu pula dalam berkomunikasi dengan karyawannya yang
kini berjumlah hampir 2.000 orang, Ajik Cok
tidak pernah memposisikan diri sebagai pimpinan. Dia merasa, usahanya mampu
terus berkembang hingga kini karena adanya tim yang solid dan loyal. Ajik Cok
merasa sangat bertanggung jawab dalam mempin karwyawannya ini.
5. Kreatif dan inovatif
Banyak pengusaha
yang membuat produk sesuai keinginan sendiri, tanpa memahami bagaimana gelagat
di lapangan. Sementara Ajik Cok sangat menyadarinya. Karena itu dia
mengerti, apa yang harus disajikannya. Ajik Cok
dapat dibaca pula sebagai fenomena sosio kultural. Bagaimana seorang anak Bali
yang lahir dan tumbuh dari masyarakat agraris mengalami transformasi ke
dalam dunia modern dengan segala kecanggihan teknologi. Ajik Cok sangat
inovatif dalam berwirausaha dia ingin usaha produksinya yang dia pasarkan ke konsumen itu bisa sesuai
dengan kebutuhan konsumen dan bisa bertahan di di pasaran. Usaha yang dia
produksi juga snagat kretaif dia lebih memilih memasarkan produk-produknya
dengan berbaur pariwisata bali.
Kisah Nurhilman Menjadi Presiden
Kripik Singkong Setan (Maichi)

Menjadi
orang sukses di usia muda adalah impian semua orang. Salah satunya adalah Reza
Nurhilman seorang pengusaha sukses keripik maicih. Reza Nurhilman yang akrab di
sapa AXL maicih adalah contoh pengusaha muda yang
sukses berkat kegigihan dan kreatifitasnya dalam
mengembangkan sebuah bisnis. Nama Keripik
Maicih pasti sudah tidak asing lagi terutama bagi peselancar dunia maya,
Yaa karena keripik ini hanya di pasarkan melalui dunia maya namun peminatnya
sangatlah banyak, tidak hanya di Indonesia saja bahkan sampai keluar negeri.
Sangat lucu memang bisnis keripik dengan omset ratusan juta perbulan namun sama
sekali tidak memiliki kantor. Bagaimana itu bisa terjadi? Dari pada penasaran
silahkan simak yang di bawah ini. Setelah lulus SMA tepatnya pada tahun 2005
Reza lebih memilih untuk bekerja daripada melanjutkan jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Dalam rentang empat tahun dari tahun 2005 hingga 2009 Reza
mengumpulkan uang dengan menjual berbagai produk mulai dari alat-alat
elektronik hingga pupuk. Hingga suatu hari seorang teman mengajak Reza untuk
bermain ke Cimahi untuk mencicipi keripik lada pedas yang di buat oleh seorang
nenek. Dan ternyata dia sangat menyukai keripik yang dibuat oleh sang nenek
karena rasanya sangat enak. Namun sayangnya nenek tidak mencoba memasarkan
produknya dan hanya membuat keripik tersebut pada moment tertentu saja.
Akhirnya Reza berinisiatif untuk menggeluti bisnis keripik pedas yang di buat
oleh nenek. Seketika Reza mencoba menanyakan resep dan cara membuat keripik
tersebut dan ternyata sang nenek tak keberatan untuk berbagi ilmunya kepada
Reza. Dari sinilah awal mula Keripik Maicih berdiri. Reza memberikan nama produk
keripiknya dengan nama Maicih, Ia mengaku memberikan nama Maicih lantaran biar
keliatan nyeleneh saja. Dengan modal 15 juta Reza segera memulai usaha keripik
pedas yang telah di ajarkan oleh sang nenek. Saat itu produksinya masih 50
bungkus perhari dengan varian level 1-5 dan dipasarkan dengan cara berkeliling.
Perlahan namun pasti usaha yang di lakukan Reza semangkin berkembang, yang
awalnya hanya level 1-5 kini Reza menambah level menjadi 10 dan produsinya
menjadi 2000 bungkus perhari. Kini omset maicih mencapai 800-900juta perbulan,
jika dikalkulasi Reza memiliki keuntungan 30 juta rupiah perhari. Wow padahal
dia masih muda namun sudah menjadi jutawan hanya dengan berbisnis keripik. Kesuksesan
keripik maicih tidak terlepas dari strategi marketing, Namun anehnya maicih
sama sekali tidak memiliki kantor resmi maupun toko untuk menjual produknya.
Reza justru lebih memilih menjual produknya melalui sosial media seperti
twitter dan facebook. Mengapa demikian? alasannya karena Reza ingin membuat
para calon pembeli menjadi semakin penasaran. Reza akan memberitahukan dimana
lokasi para agen maicih menjajakan dagangannya. Yang menjadi daya tarik maicih
bagi peselancar dunia maya sehingga lebih penasaran dengan produk ini adalah
karena maicih menggunakan istilah-istilah unik. misalnya untuk para agen di
beri sebutan para "Jenderal", "Emak" berarti pembuat
keripik, "Cucu" berarti konsumen, "iciher" berarti
penggemar keripik maicih, "Republik Maicih" untuk manajemen usahanya,
dan "Tericih-icih" yang menandakan ketagihan karena pedas dan betapa
enaknya keripik maicih. Selain sibuk
mengurus bisnis keripik maicih ternyata pria yang akrab disapa Axl ini juga
memiliki kesibukan lainnya. Terkadang ia diminta untuk menjadi pembicara di
kampus-kampus atau di sekolah. Selain itu Reza Axl Nurhilman juga sibuk
memberikan pelatihan bagi calon pengusaha muda dengan mendirikan AXlent Academy
untuk mencetak jutawan-jutawan muda. Ia juga mengeluarkan majalah
"Icihers Magazine" dan sebuah buku berjudul "Revolusi
Pedas" yang di terbitkan oleh Blitz Megaplex Grand Indonesia di Jakarta
pada 29 Juni 2012 silam. Reza memberikan tips sukses yaitu totalitas,
loyalitas, dan sinergi, jika ketiganya dijalankan dengan seimbang maka bisnis
akan berjalan dengan lancar dan terus berkembang.
Karakteristik Ciri-ciri Wirausaha :
1.
Kemauan
yang Keras
Reza
memiliki kemuan untuk menjadi pengusaha ketika tamat dari SMA, dia lebih
memilih memasarkan alat-alat elektronik dan selanjutnya beralih ke pupuk.
Dengan kemauan yang keras dia ingin mmeiliki usaha yang baru. Dengan memiliki
kemauan reza mengembangkan kripik yang diajarkan oleh neneknya itu dan mencoba
mengolahnya dan memasarkannya dengan berkeliling. Awalnya hanya memproduksi 50 bungkus/hari.
Sekarang sudah bisa memproduksi 2000 bungkus/hari. Dengan varian level yang
ditambahnya mejadi lebih pedas.
2.
Memiliki
Kenyakinan pada diri sendiri
Reza
yakin pada kripik yang diproduksinya itu, awalnya dia hanya memasarkannya dengan
keliling. Tapi selanjutnya dia memilih memasarkannya dengan online. Kaena dia
yakin kripik yang diproduksnya itu akan semakin laris jika dipasarkan lewat
social media. Apalagi ditambah anak muda
yang doyan akan keripiknya yang memiliki varian level pedas ini.
3.
Tekun
dan ulet
Reza
belajar membuat kripik dan menanyakan resepnya agar lebih enak kepada nenknya
dia sangat tekun dan ulet dalam belajar untuk membuat kripik ini agar rasanya tetap sama seperti yang
dibuatkan oleh neneknya itu. Dia mencoba menambahkan jenis tingkatan level yang
berbeda-beda sampai level 10
.
4.
Tanggung
Jawab dan jujur
Rasa
tanggung jawabnya dalam memproduksi kripik ini Reza ini dibuktikannya dengn
memberikan seminar dan informasi ke kampus-kampus atau secara otomatis Reza
melakukan promosi terhadap kripik Maichinya itu ke kampus-kampus atau tempat
dia mmeberikan seminar mengenai makanan kripik pedas. Dengan semakin banyak dia
melakukan promosi melauli seminar yang dilkaukannya di kampus-kampus, maka
secara otomatis keripik maichi yang dia produksi, produksinya akan meningkat
karen abanyak yang nnatinya penasaran akan aoa yang dibicarakn oleh Reza. Jadi
dia bertanggung jawab dalam memasarkan produk kerpiknya tersebut.
5.
Kreatif
dan Inovatif
Reza
berinisiatif untuk menggeluti bisnis keripik pedas yang di buat oleh nenek.
Seketika Reza mencoba menanyakan resep dan cara membuat keripik tersebut dan
ternyata sang nenek tak keberatan untuk berbagi ilmunya kepada Reza. Dari
sinilah awal mula Keripik Maicih berdiri. Reza memberikan nama produk
keripiknya dengan nama Maicih, Ia mengaku memberikan nama Maicih lantaran biar
keliatan nyeleneh saja. Dengan modal 15 juta Reza segera memulai usaha keripik
pedas yang telah di ajarkan oleh sang nenek. Saat itu produksinya masih 50
bungkus perhari dengan varian level 1-5 dan dipasarkan dengan cara berkeliling.
Perlahan namun pasti usaha yang di lakukan Reza semangkin berkembang, yang
awalnya hanya level 1-5 kini Reza menambah level menjadi 10 dan produsinya
menjadi 2000 bungkus perhari. Kini omset maicih mencapai 800-900juta perbulan,
jika dikalkulasi Reza memiliki keuntungan 30 juta rupiah perhari. Reza justru
lebih memilih menjual produknya melalui sosial media seperti twitter dan
facebook. Mengapa demikian? alasannya karena Reza ingin membuat para calon
pembeli menjadi semakin penasaran. Reza akan memberitahukan dimana lokasi para
agen maicih menjajakan dagangannya. Yang menjadi daya tarik maicih bagi
peselancar dunia maya sehingga lebih penasaran dengan produk ini adalah karena
maicih menggunakan istilah-istilah unik. misalnya untuk para agen di beri
sebutan para "Jenderal", "Emak" berarti pembuat keripik,
"Cucu" berarti konsumen, "iciher" berarti penggemar keripik
maicih, "Republik Maicih" untuk manajemen usahanya, dan
"Tericih-icih" yang menandakan ketagihan karena pedas dan betapa
enaknya keripik maicih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar